Pekan Sipil Mahasiswa Vokasi Teknik Sipil UGM selalu berharga. Dua kali saya berkesempatan untuk berkontribusi di Pekan ini, dua kali pula saya orgasme. Pertama, ia berbeda karena, ketimbang sejumlah gig-gig di ruang internal kampus yang pernah saya hadiri, Pekan Sipil berani berangkat dari motif dan tema-tema politis. Di saat fakultas-fakultas lain berlomba menghadirkan selebriti ibukota dengan tema-tema cinta bermerek pembalut wanita, persahabatan bermerek es krim rasa coklat dan vanila, atau rasa sayang dalam sebuah kartu perdana operator telepon seluler, demi membuat gedung konser membludak dan sekali lagi mengamini bahwa “Dunia Baik-Baik Saja”, orang-orang di balik Pekan Sipil masih setia dengan ruang tandingannya: kritik sosial dan masalah struktural yang makin lama makin dilupakan orang.
|