Yab Sarpote
  • Home
  • ANATOMI SUNYI
  • Contact & Subscription
  • MEMOAR

lisa dan kacamata kuda di singapura

8/10/2019

0 Comments

 
Picture
Salah seorang penjual lassi di Little India

“Boleh duduk di sini?” tanya seorang laki-laki yang hampir baya. 

“Oh, please,” jawab saya spontan.

Dia lantas duduk di depan saya. Kami berbagi meja. Saya menunggu makan siang pertama di sebuah food court murah-meriah di timur laut Bukit Timah Road, Singapura: nasi briyani dan lassi mangga. Sementara itu, dia mengeluarkan bekal dari dalam kantong plastik kusut: beberapa potong buah, roti dan donat bergula tabur. 

Sesekali saya mencuri pandang. Dia makan perlahan. Matanya menerawang, memandangi jalan raya. Kami seperti dua anak SD yang saling tak kenal pada hari pertama sekolah: sama-sama ragu memulai obrolan. “Dengan bahasa apa saya harus bicara?” pikir saya dalam hati.

“Do you live around here?” tanya saya. Anda tinggal di sekitar sini.

“Ha?” jawabnya bingung. 

Saya mengulangi pertanyaan. 

Dia masih bingung.

“No. Sorry. English not very good,” jawabnya. Maaf, bahasa Inggris saya tidak terlalu baik.

“Oh, sorry,” jawab saya malu. Saya lalu diam karena kikuk. 

“Ada cakap Melayu kah?” lanjut saya, berharap dalam hati semoga dia tak hanya berbahasa Mandarin. 

Read More
0 Comments

    arsip

    May 2022
    August 2021
    March 2020
    August 2019
    December 2018
    November 2018
    April 2018
    December 2016
    October 2016
    June 2016
    February 2016
    December 2015
    January 2014

    kategori

    All
    Catatan Perjalanan
    Kisah
    Panggung
    Tentang Kawan
    Wacana

    RSS Feed


Powered by Create your own unique website with customizable templates.